PEMBERDAYAAN KADER SEBAYA DALAM MENINGKATKAN PENCEGAHAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TB) DI BONE KECAMATAN NEKAMESE KABUPATEN KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2022
DOI:
https://doi.org/10.55606/kreatif.v2i3.587Keywords:
Tuberkulosis, Pemberdayaan kaderAbstract
Tuberkulosis (TB) masih merupakan masalah penyakit menular di Indonesia termasuk Nusa Tenggara Timur. Desa Bone, Kabupaten Kupang dilaporkan masih dengan angka insiden yang tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri basil yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis. Penularan melalui udara saat pasien batuk dan mengeluarkan droplet, anggota keluarga merupakan kelompok yang sangat rentan tertular karena tidak bisa menghindari kontak secara langsung. Penyakit TB dapat disembuhkan dengan pengobatan teratur dan tidak putus selain itu pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi lingkungan, peningkatan daya tahan tubuh anggota keluarga, dukungan dari anggota keluarga kepada pasien yang sedang menjalani pengobatan sampai sembuh. Konseling keluarga dan pemberdayaan pemuda untuk menurunkan angka penularan TB kami nilai sebagai salah satu strategi yang efektif. Kegiatan inilah yang kami laksanakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat dengan fokus pada wilayah layanan Puskesmas Nekamese, pada siswa/siswi SMAN 2 Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur
References
Amin, Z. & Bahar, A. (2007). Tuberculosis Paru. Dalam: Sudoyo, A., W.,dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Ed 5. Jakarta: FKUI; 2230-2239
Batra, S., Ayaz, A., & Murtaza, A.,et al. (2012). Childhood Tuberculosis in Household Contacts of Newly Diagnosed TB Patients. Plos One, 7(7):1-3
Depkes RI, 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Cetakan 8.
Ginting, T. (2008). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi terhadap Timbulnya Gangguan Jiwa pada Penderita Tuberkulosis Paru Dewasa di Rumah Sakit Persahabatan. Jurnal ResPir Indo, 28(1)
Putra, A. K. (2010). Kejadian Tuberkulosis pada Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah dengan penderita TB Paru BTA positif.
Herchline, T. E. (2013). Tuberculosis. Available from: http;//emedicine.medscape.com/article/ 230802-overview.
Hiswani, 2002. Tuberculosis Merupakan Penyakit Infeksi Yang Masih Menjadi Masalah Kesehatan Masyarakat. Avalaible from : http;//repository.usu.ac.id/handle/1234 56789/3718
Kusuma, C. 2007. Diagnostik Tuberkulosis Paru. Sari Pediatri, 8(4), 143-151
Kambuno, N. T., Senge, Y. H., Djuma, A. W., & Barung, E. N. (2019) “Uji Tuberkulosis Laten Pada Kontak Serumah Pasien BTA Positif Dengan Metode Mantoux Test”, JURNAL INFO KESEHATAN, 17(1), 50-63.
Lippincont, W. (2011). Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta: Indeks
Namuwali, D. (2017) Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Kontrol Emosi Pada Penderita TB Paru Di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Magelang, Jurnal Info Kesehatan, 15(1), 146-165.
Price, S. A. & Standridge, M.P., 2006. Tuberkulosis Paru. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakaerta: EGC.
PDPI, 2011. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Indah Offset Citra Grafika.
Gero, S. & Sayuna, M. (2017). Pencegahan Penyakit Tbc Paru Yang Utama Dimulai Dari Dalam Rumah Penderita, Jurnal Info Kesehatan, 15(1), 120-128.
World Health Organization. (2009). Treatment of Tuberculosis Guidelines Fourth Edition. Geneva: WHO
World Health Organization (2011). Global Tuberculosis. Available from:http://whqlibdoc.who.int/publicati ons/2010/9789241564069_eng.pdf
